SLIDER

Sorry, Your Privileged Access to My Life is Expired!


Hidup memang banyak cerita. Salah satunya adalah cerita kebersamaan dengan beberapa orang yang pernah singgah dalam hidup kita. Pengalaman yang ditinggalkannya pun beragam, ada yang manis, ada yang pahit. Yang manis, tentu saja menimbulkan gejolak rindu tersendiri ketika mengingatnya. Yang pahit? Yuck! Bisa-bisa membuat iritasi hati atau mengorek lagi borok yang sudah kering. Borok? Jorok sekali ya istilahnya? Well, tak apa, mari kita sebut pengalaman pahit itu sebagai ‘borok’ sehingga untuk mengingatnya pun kita akan merasa jijik.

Ada yang bilang, pengalaman pahit tak selalu buruk. Ia memberi pelajaran penting dalam hidup kita. Betul. Pelajaran pentingnya saja yang kita ambil, ceritanya tidak usah. Buat apa mengingat-ingat sesuatu yang hanya akan membuat sakit hati kembali hadir?
Percayakah anda jika dalam hidup ini memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama atau tidak bersama seseorang atau beberapa orang? Jika anda percaya, kira-kira apa yang harus anda lakukan?
Saya sendiri percaya itu. Pergaulan atau pertemanan bagi saya akan melalui seleksi alam. Yang benar-benar tulus akan bertahan, yang tidak akan terbuang.  Saya teringat sebuah quotes dari Dawson’s Creek yang berbunyi: “There are certain people who aren’t meant to fit in your life no matter how much you want them to.” Ini memudahkan saya untuk melanjutkan hidup dan melepaskan orang-orang yang memang tidak seharusnya berada dalam hidup saya.

Dalam pergaulan sehari-hari, saat kita kebetulan berhadapan dengan orang yang bermasalah dengan kita, kemarahan mewarnai hari-hari kita. Pikiran negatif tentang seseorang demikian menguras energi dan waktu kita. Ketika coba diurai masalahnya, ternyata bukan hal yang besar. Tapi gimana dong? Udah terlanjur emosi nih! Nah, kalau gitu coba deh kita sama-sama pikirkan bagaimana membuat hati bisa sedikit lega atau bahkan melepaskan semua beban itu sama sekali!


Dorothy Thompson, seorang jurnalis Amerika menulis: “Peace is not the absence of conflict but the presence of creative alternatives for responding to conflict — alternatives to passive or aggressive responses, alternatives to violence.”
Let’s see what we got here.

1. Analisa Masalah dan Uraikan dengan Obyektif
Ketika kita mencoba menganalisa suatu masalah secara obyektif, maka kita akan melihat bahwa di satu sisi kita benar, di sisi lain pihak yang bermasalah dengan kita mungkin juga ada benarnya. Meski sama-sama mengandung kebenaran, ada hal-hal yang tidak selalu harus dijabarkan dengan baik dan belum tentu ada momentum yang tepat untuk bisa menyamakan persepsi atau setidaknya butuh waktu yang tidak sebentar dan jika dibandingkan dengan masalahnya, sangat tidak sepadan.
2. Pertimbangkan Untung dan Ruginya
Jika kita mempermasalahkan sesuatu yang sebenarnya menurut kita sangat prinsip, tetapi menurut orang lain tidak, maka kita sama saja bicara dalam deru angin. Tak terdengar. Sia-sia. Saat itulah kita berpikir apakah terus bergaul dengan orang seperti itu lebih banyak mendatangkan keuntungan atau justru merugikan diri sendiri. 
3. Ambil Keputusan
Setelah mencoba menganalisa dan mengurai masalah, lalu menghitung untung dan ruginya,  harus ada keputusan yang diambil. Mencoba memperbaiki hubungan memang harus dilakukan. Tetapi ini harus datang dari dua pihak. Jika keputusan yang diambil adalah meneruskan hubungan, maka segala cara harus diupayakan.  Tetapi jika keputusan yang diambil adalah sebaliknya, maka putuskanlah itu dengan pasti.
4. Berkompromi dengan Hati dan Pikiran
Hati seringkali mudah tergoda oleh bujuk rayu, tetapi otak harus tetap bekerja dengan baik.
Jika keputusannya adalah tetap mencoba menjalin hubungan, maka hati dan pikiran harus berkompromi pada proses yang akan dilalui. Beberapa orang akan punya begitu banyak waktu untuk ‘berperang’ karena tak punya banyak aktifitas, tetapi bagi orang yang kehidupan professional dan sosialnya aktif, berperang untuk hal yang tak sepadan hanyalah buang-buang wakt


Jika sudah pada tahap tak ingin meneruskan hubungan, kompromikan pula itu dengan hati dan pikiran akan selalu menjaga itu. Memutuskan hubungan bukan berarti bermusuhan, seperti juga memaafkan bukan berarti melupakan. Ketika seseorang berkali-kali membuat kecewa, saatnya untuk berpikir memutus semua hubungan dan menganggapnya sama dengan orang-orang lainnya yang tak punya ‘privileged access’ baik dalam pikiran maupun dalam tindakan kita. Putuskan, buang semua pikiran yang mengganggu, dan ‘move on’.
“You can’t shake hands with a clenched fist.” – Indira Gandhi

Sekali lagi, apakah anda percaya takdir? Saya percaya. Takdir mempertemukan saya dengan orang-orang yang baik untuk menemani saya menjalani hari-hari dalam hidup saya lebih berkualitas. Takdir juga mempertemukan saya dengan orang-orang yang tidak baik, untuk mengasah mental, kemampuan, dan membawa saya ke arah perbaikan diri.


“Someone who is anybody and who does anything is certainly going to be criticised, vilified and misunderstood. The final proof of greatness lies in being able to endure contumely without resentment.” – Elbert Hubbard






Well, I have my way on my own. I choose to remember every good people in my life and throw away some bad people out of it! Cherio!





-Deeshanty-

No comments

Post a Comment

© deeJourney • Theme by Maira G.